Minggu, 28 Mei 2017

Mantra #7: Mantra Invokasi - Mengakses Kekuatan Sang Bulan

Puji Ilahi Agung, Bapa Angkasa,
Ilahi Mulia, Ibu Bumi...

Rahayu, Wiccan, Witches?
Pada kesempatakan ini, aku akan kembali membagikan mantra yang biasa aku gunakan selama ini. Mantra kali ini adalah mantra yang ketujuh, yang bernama "Mantra Sang Bulan". Kenapa aku memberikan nama Mantra Sang Bulan? Itu karena mantra ini ditujukan langsung kepada sang Dewi Bulan, Diana, dan Putrinya, Aradia, yang dilahirkan ke Bumi untuk mengajarkan ilmu sihir kepada manusia.

Aku, biasanya, menggunakan mantra yang satu ini ketika akan melakukan ritual Mandi Bulan. Lantas apa itu Mandi Bulan? Madndi Bulan adalah sebuah ritual yang dilakukan di luar rumah untuk merayakan munculnya bulan purnama, atau biasa disebut dengan Esbat. Saat ritual Mandi Bulan, seorang Wiccan atau Penyihir harus berada di luar ruangan agar bisa bersentuhan langsung dengan cahaya bulan purnama. Kabarnya, energi dari bulan purnama hanya bertahan dua hari; hari pertama semenjak purnama tampak dan keesokan harinya. Aku menyarankan kalau kalian ingin melakukannya, lakukanlah pada hari pertama, karena saat ittulah energi bulan masih melimpah. Kalau di Eropa, ritual ini disebut dengan Skyclad.

Di Eropa, utamanya pada budaya Wicca Gardnerian, para Wiccan akan keluar rumah; ke hutan atau pantai dalam keadaan telanjang untuk bersentuhan langsung dengan alam dan juga agar kulit mereka bisa terpapar langsung olleh bulan purnama. Berhubung kita adalah orang Timur, jadi aku tidak menyarankan kalian melakukan ritual ini; baik seorang diri atau dalam Coven yang kalian ikuti.

Sebelum aku membagikan mantranya, alangkah baiknya kalau kalian mengikuti tahapan-tahapan berikut ini: 

Pertama kalian harus pergi ke luar rumah tepat tengah malam, saat purnama mencapai puncaknya. 

Kedua, kalian harus memanggil lingkaran suci dengan tangan kosong atau dengan Athame atau dengan tongkat sihir. Selanjutnya buatlah lingkaran lagi dengan air suci dan disusul dengan garam suci. Semakin kuat lingkaran yang kalian buat, maka semakin kuat lingkaran itu akan melindungi kalian dari segala gangguan. Usahakan saat memasang lingkaran kalian berkonsentrasi penuh, karena kalau kalian tidak mengeluarkan segala kemampuan yang kalian miliki untuk membuat lingkaran itu, maka ritual tidak akan berjalan sempurna. Memasang lingkaran adalah hal yang paling dasar sekaligus paling penting sebelum ritual dilakukan. 

Ketiga, kalian bisa menyalakan perapian di dalam lingkaran (itu kalau kalian melakukannya di hutan atau pantai, tapi kalau kalian melakukannya di lahan yang terbatas kalian bisa membakar dupa atau kemenyan). 

Keempat, bacalah mantra untuk memanggil Penjaga Empat Penjuru. Lakukan tahap ini dengan sepenuh keekuatan yang kalian miliki agar Empat Penjaga bersedia datang dan menjadi saksi ritual. 

Kelima, duduk dan bacalah Mantra Sang Bulan sembari menghadap kepada bulan purnama. 


Keenam, berdiri dan lakukanlah tarian-tarian kecil di dalam lingkaran sambil mengucapkan Mantra Sang Bulan, berputarlah sebanyak tiga kali. Artinya, kalian juga harus merapalkan mantra tiga kali. 


Ketujuh, kalian bisa mengajukan harapan-harapan kalian sembari melakukan tarian dan mengelilingi lingkaran. 


Kedelapan, sudahi ritual dengan ucapan terima kasih kepada Diana dan Aradia, serta Penjaga Empat Penjuru. Lalu, tutuplah lingkaran. Ritual selesai.

Baiklah, kita lansung saja ke intinya, berikut ini Mantra Sang Bulan:


Mantra Aradia

"O Aradia, Ibu segala kekuatan dan ilu sihir; namamu bersemayam dala hati, pikiran, dan jiwaku. O Aradia, Guru besar kami; dengan  restumu jadikanlah perkataanku bagai pedangku, perisaiku, serta obatku. Dengan restumu, maka inilah yang akan terlaksana."

Mantra Diana

"O Dewi Ibu Agung yang menggenggam cahaya dan bermahkotakan bulan. Giringlah kami yang terperangkap dalam gelapnya kehidupan kami menuju kemuliaanmu."


Demikian tadi Mantra Sang Bulan, semoga mantra-mantra di atas bisa membantu kalian para Wiccan dan Witches. Kalian tidak harus mengkopi atau mengikuti mantra di atas atau bahkan semua mantra yang ada di sini, kalian bisa kok, kalau kalian mau membuat mantra versi kalian sendiri. Karena sebenarnya satu mantra tidak akan memberikan efek sama kepada individu yang berbeda, jadi kalian bisa membuat mantra sesuai dengan yang kalian inginkan.
Nah, sampai di sini dulu pembicaraan kita hari ini.

Puji Ilahi Agung, Bapa Angkasa,
Ilahi Mulia, Ibu Bumi...

Jumat, 26 Mei 2017

Divinasi #1: Mendung di Langit Nusantara

"Terpujiilah Sang Maha Ibu Bumi Pertiwi"
Terpujilah Negeriku tercinta,
Berkah langit dan bumi semoga tercurah di atas kami,
Maka terjadilah berkat restu-Nya...

Pada malam yang cerah dan penuh berkah ini saya ingin menyapa teman-teman semua yang sedang bertanya-tanya apa yang terjadi pada negeri ini? Kekacauan terjadi di mana-mana. Perselisihan telah mewarnai setiap sudut negeri. Tak perlu bimbang atau pun risau. Hal ini hanyalah satu jalan yang akan membawa negeri kita pada kemakmuran yang diimpikan para leluhur negeri ini.

Mari kita merenung sejenak. Melihat ke belakang, mencari jati diri negeri ini. Apakah negeri ini ada karena perjuangan satu orang ataukah perjuangan kita semua? Semuanya tahu bahwa negeri ini didapat dari korban jiwa dan raga para leluhur (Semoga mereka telah menjadi satu dengan Tuhan). Darah, keringat dan air mata yang tiada terkira adalah tonggak utama berdirinya negeri pertiwi ini.

Tahukah kalian bahwa Sang Ibu kini tengah merintih meratapi putra-putrinya yang saling berperang? Sungguh, sungguh menyayat hati tangisan Sang Ibu. Diamlah sejenak dan dengarlah  ratapannya, maka kalian tidak akan punya hasrat untuk membangkang kepadanya.

Sang Ibu telah berkata. Segala perkataannya terbawa air hujan, awan, angin, dan daun yang berguguran. Perkataannya telah memeringatkan kita pada masa-masa yang datang. Putra-putrinya hendaklah bersiap, karena masa akhir sudahlah dekat...

(1)
Tidak ada daya tanpa upaya
Memang benar begitu  adanya
Uang menjadi kuasa
Hukum mampu dibelinya
Dunia mampu direkayasa
Siapa yang malu?
Hanya mereka yang diam yang merasa malu
Dia yang diamlah yang benar
Mereka yang berkoar-koar akan kebenaran
Akan dibalik oleh Tuhan Yang Kuasa
Benar dan salah, manusia tidak bisa membedakannya
Mata menjadi fana
Hati akan berbicara
Logika akan ditekuk sedemikian rupa hingga semua ternganga
Akan tahu mereka bahwa sia-sia jalan mereka adanya
Atas nama hanya di mulut saja
Sejatinya Yang Kuasa mengetahui segalanya
Wahai Tuhanku, ampunilah negeriku
Wahai Tuhan kami, bukalah kebodohan kami
Wahai Tuhan Semesta Alam, tunjukanlah yang benar bagi negeri
 (2)
Bunga teratai seribu tahun telah mekar
Seluruh penguasa negeri Samudera akan bersatu kembali
Bersama-sama mengajukan permohonan untuk menjatuhkan tirani dari negeri Gurun Pasir
Kala bintang baru telah muncul di peraduan
Akan ada dua belas rasi yang sejajar
Saat ini adalah giliran mereka
Semuanya harap bersabar hati
(3)
Roda waktu akan kembali berputar
Melahirkan kembali tiran yang telah mati
Yang putih akan berkuasa di atas yang hitam dan kuning
Musim akan berlalu begitu cepat
Tahun-tahun berikut akan penuh misteri
Semua menjadi was-was
Semua menjadi ciut hati
Yang lain akan berubah menjadi serigala yang memakan sesamanya
Yang satu lagi akan menjadi rubah yang terus menggoyangkan ekornya
Yang bersalah akan bersembunyi di balik telunjuknya
Sehingga yang benar menjadi salah
Hukum menjadi salah kaprah
(4)
Pada musim semi ketujuh, akan datang satu bintang di langit Barat
Bersinar terang menunjukkan jalan bagi yang mengikutinya
Bintang akan sejajar dengan rasi dari Timur dan menyatu dengan tanah biru
Tanah akan menjadi satu
Bunga aka mekar di malam-malam yang dingin
Bulan akan bersinar sepanjang malam penghabisan
Ksatria-ksatria akan turun dari kudanya
Mereka berjalan menjadi satu dengan rumput serta ilalang
Akan datang masanya tanah menjadi damai
Manusia hanya berdoa dan berharap
Kali ini adalah saat bagi mereka berkuasa
Semua harap sabar menunggu
Karena masa kita akan segera tiba
(5)
Telah datang pembawa bencana
Manusia sendiri orangnya
Alam menangis, banjir di sana
Alam murka, meletus gunung di sini
Alam tahu apa yang salah dengan kita
Ibu Pertiwi marah, Nusantara terimbas
Jangan melaknat
Jangan menyumpah
Jangan menyalahkan
Sepuluh tahun roda akan berputar
Membawa zaman negeri bergenderang perang
Kekuasaan jadi rebutan
Tanah sendiri yang akan menelan mereka yang jumawa
Baik raja dan kesatria, mereka yang setia pada alam semesta akan selamat jiwanya
Roda akan berhenti berputar paa saatnya
Saat Dia yang dipermalukan dan dirajam mendapat kembali rona kepercayaan
(6)
Sang Kuning akan berkuasa
Menjadi raja di raja bagi satu bangsa
Dingin tangannya bagaikan embun
Manis senyumnya bagaikan madu
Pada dua warsa kekuasaannya akan makmur negeri kita
Emas dan intan akan dilahirkan
Mereka akan bercermin dari sungai yang tanpa jelaga
Yang gundul akan disemaikan
Manusia-manusia sungai akan diboyong ke tanah impian
Tiada lagi nelangsa dan nestapa
Namun ada satu celaka
Yang telah bersembunyi akan keluar dari  sarangnya
Mencoba untuk menjatuhkan takhta 
Wahai Tuhan Semesta, lindungilah ia dari para pencoba

***
Demikian tadi beberapa ramalan  yang tertabur dalam syair sederhana, tidak ada kepastian apakah segalanya akan terlaksana atau hanya omong kosong belaka, biarlah waktu yang menentukan.
Semoga segala perkataan dan perbuatan kita menjadi satu kepadanya... Dan jalan kita akan berawal dan berakhir untuknya...

Jumat, 12 Mei 2017

Doa Altar #3: Doa Aradia

Puji Ilahi Agung, Bapa Angkasa,
Ilahi Mulia, Ibu Bumi...

Merry meet...

Apa kabar Wiccan, Witch, dkk? Semoga semuanya selalu dalam naungan Sang Bunda, blessed be...

Kali ini aku akan berbagi tentang Doa Altar yang dapat kalian jadikan referensi untuk memmbuat doa yang serupa atau melakukan ritual yang sama seperti yang aku lakukan. Doa Altar kali ini adalah Doa Altar yang ketiga setelah Doa Altar 1 dan Doa Altar 2 yang aku posting beberapa waktu yang lalu.

Oh ya, Doa Altar 3 ini aku dedikasikan kepada Aradia; titisan Diana, Guru besar para Penyihir. Bagi kalian yang menjadi pemuja Aradia, kalian bisa menjadikan doa ini sebagai referensi. Tapi kalau kalian memuja Dewi lain, semisal: Hekate, Diana/Artemis, Luna/Selena, Athena/Minerva, dll, kalian bisa menyesuaikan doanya sesuai dengan Dewi yang kalian puja. Berikut ini doanya:

"Wahai ilahi yang di surga, Dewi Aradia yang mulia. 
Engkaulah Ibu dari segala kemuliaan dan kekuatan, ilmu sihir dan cahaya, malam dan bulan, serta perlindungan dan kesembuhan.
Engkau hadirkan kesucian serta kemuliaan di tanah kami yang telah menjadi surga bagi kami. 
Engkau hadir di dalam setiap anakmu di bumi ini.
Wahai Pengembara Jelita, Guru Besar para Penyihir; engkau kekuatan bagi kami, engkau mencurahkan kekuatanmu kepada kami.
Semoga kemuliaan, kebijaksanaan, dan kekuatanmu terus memberkati kami.
Amin!"

Mungkin sebagian besar dari kalian kurang mengenal nama Aradia sebagai salah satu deitas yang membawa aspek Witchcraft. Mungkin kalian lebih mengenal Sang Ibu, Diana yang juga membawa aspek yang serupa dengan Aradia. Tentu saja demikian, karena Aradia adalah titisan dari Diana, seperti yang kusebutkan di awal tadi. Diana lahir ke dunia manusia melalui rahim seorang wanita.
Aradia menjalani hidup yang berat di mana dia terus menghadapi pertentangan antara keinginan hatinya dengan keinginan orang tuanya. Dia bekata kalau dia ingin mempunyai banyak anak seperti anak-anak burung dalam sarang yang ada di atas pohon yang dia temukan pada suatu hari. Akan tetapi, ibunya menginginkan dia untuk menjadi biarawati di gereja besar. Hingga akhirnya Aradia pun bertemu dengan seorang wanita yang berdoa kepada Diana di halaman rumahnya. Orang itu mengatakan kalau Diana adalah IBU yang sejati  dan Dia akan membantu setiap anaknya yang meminta pertolongan.
Dengan bantuan sepupunya, Aradia yang semula dikurung gara-gara keluar tengah malam dan berbicara pada orang pagan, memutuskan untuk melarikan diri. Aradia pergi ke padang rumput di mana banyak kunang-kunang yang beterbangan. Saat Aradia mendongak ke atas, dia mendapati bulan tampak begitu dekat di atas kepalanya. Bulan berbicara dan berkata kalau Dia adalah Diana, Sang Ibu.
Dari situ Diana berkata kepada Aradia bahwa Aradia itu adalah titisannya, dan Aradia dilahirkan ke dunia mengemban tugas sebagai tangan, kaki, dan lidah bagi Diana. Sejak saat itu, Aradia belajar banyak hal dari Sang Ibu; mulai ilmu pengobatan hingga ilmu sihir. Dan Aradia mulai mengembara ke berbagai tempat untuk menyelamatkan orang-orang yang tertindas, membebaskan para budak, menyembuhkan orang yang sakit, dan juga mengajarkan ilmu sihir pada siapa pun yang berguru padanya.
Kemahsyurannya ini membuat kaisar merasa takut, dia ditangkap dan dipenjarakan. Dia tidak gentar, sebab dia memiliki Ibu yang luar biasa. Dia pun berdoa kepada Diana untuk memohon pertolongan, dan saat cahaya bulan menembus ventilasi penjara dan menyinari seluruh tubuh Aradia, Pengembara itu lenyap seperti embun yang menguap di pagi hari.

Itu tadi penggalan kisah dari Aradia yang aku ambil dari sebuah buku berjudul "Aradia, Gospel of The Witches" karya Charles Le Land. Karena buku itu berbahasa Inggris, jadi aku menceritakan ulang kisahnya sesuai dengan apa yang aku pahami saja. Kurang lebih kisahnya ya, seperti di atas itu.

Baiklah, terima kasih sudah singgah di Biara Wicca. Semoga segalanya menjadi bermanfaat untuk kita semua.

Puji Iahi Agung, Bapa Angkasa,
Ilahi Mulia, Ibu Bumi...

Senin, 01 Mei 2017

JURNAL #6: Coretan Spiritual

Merry meet... Namaste...

Pada hari ini aku akan membagikan pada kalian beberapa gambar yang kubuat, masing-masing gambar memiliki arti. Silakan  disimak uraian di bawah ini:






The All-seeing Eye

"Gambar ini kubuat pada tahun 2016. Gambar ini menceritakan bahwa setiap manusia memiliki tiga mata, dua mata untuk melihat dunia dan satu mata untuk memahaminya. Dua mata yang tampak tidak dapat melihat segalanya, karena pandangannya terbatas hanya pada sejauh mana mata itu memandang. Sedangkan mata yang ketiga mampu melihat segalanya dengan jelas, lengkap dengan warna-warna yang terbayangkan sebelumnya."



The Mind Storm

"Ini hanyalah gambaran bagaimana isi pikiranku. Ya, begitu banyak hal yang bisa membuat pikiranku tetap terjaga meskipun mataku terpejam untuk tidur. Bahkan kenangan yang sudah lama terkubur dalam-dalam pun sewaktu-waktu dapat muncul bagaikan bom waktu. Terkadang ini sangat menyulitkanku, tapi aku berusaha menikmatinya. Dan menerimanya sebagai salah satu aspek dari kegelapan dalam diriku."



The Beast

"Setiap manusia memiliki demon dalam dirinya. Itu sebagai salah satu aspek dari kegelapan dalam diri. Kita tidak perlu menyingkirkannya, tapi harus menerimanya dan merangkulnya. Jika kita menyingkirkannya, maka kita tidak akan utuh lagi. Karena bagaimanapun juga dia adalah bagian dari diri kita."



The Talking Truth Palm

"Saat aku menggambar ini, yang ada dalam benakku adalah bahwa kebenaran tentang manusia itu bukanlah yang diucapkan dengan kata-kata manis dan memikat. Melainkan apa yang manusia perbuat dengan sepasang tangan yang mereka miliki, entah itu baik atau pun buruk, itulah kebenarannya."



Totem Animals

"Saat aku menggambar ini, aku memikirkan apakah binatang-binatang itu sama seperti manusia, apakah memiliki agama yang beragam dan apakah mereka juga saling menghina agama satu sama lain?
Ataukah mereka sama sekali tidak peduli dengan yang namanya agama, karena yang terpenting bagi mereka adalah mengetahui oleh siapa mereka diciptakan dan kepada siapa mereka nanti akan kembali.
Lalu, hatiku berkata: aku punya 'agama' yang serupa dengan binatang-binatang di bumi ini."



Lady of Blossom

"Sebenarnya ini adalah gambaran dari Ibu Bumi dalam aspeknya sebagai Perawan/Maiden yang mana menjadi simbol bagi Musim Semi atau Hari Raya Ostara."



Lady Serpent Holding Tree and Fulleyed Serpent

"Ini adalah gambaran Sang Ular yang menjaga Pohon Pengetahuan yang juga disebut sebagai Ular Bijak. Bukan, ular yang kumaksud bukan ular yang ada dalam Bible. Tapi ular yang bersemayam dalam diri kita, yaitu Ular Kundalini."



Familiar Spirit "Ravatta"

"Ravatta adalah Familiar Spiritku yang menguasai elemen api. Aku menempatkannya di sisi Selatan. Aspeknya adalah: pengetahuan, proteksi, kekuatan, dan keberanian. Berkaitan dengan spellwork: pemurnian, pengusiran, dan pengikatan."



Familiar Spirit "Mana"

"Mana adalah Familiar Spirit yang menguasai elemen tanah. Aku menempatkannya di Utara. Aspeknya adalah: kekuatan, sihir alam, dan kebijaksanaan. Berkaitan dengan spellwork: divinasi dan pemberkatan."



Familiar Spirit "Pikka"

"Pikka adalah Familiar Spirit dengan elemen udara. Posisinya berada di Timur. Aspeknya: kebahagiaan, ketenaran, cinta, persahabatan, seni, dan kecantikan. Terkait dengan spellwork: penarikan, pengikatan, dan kekayaan."



Familiar Spirit "Danu"

"Danu adalah Familiar Spirit dengan elemen air. Posisinya berada di Barat. Aspeknya: kepemimpinan, komunikasi, kebenaran, kebijaksanaan, kasih sayang, dan kesehatan. Berkaitan dengan spellwork: penyembuhan dan divinasi." 


Karya: Mage Niskala

Postingan Populer