Kamis, 16 Maret 2017

Pantheon #1: Dewa-dewi Nusantara


Merry Meet, Namaste, Rahayu...
Apa kabar malam ini, Wiccan? Semoga selalu dalam kemuliaan...

Pagi ini aku akan sedikit berbagi pada kalian tentang beberapa deities yang masuk dalam daftar "Local Deities" yang ada di Nusantara. Sebenarnya kebanyakan deity yang aku bagikan di sini diambil dari mitologi Jawa, Sunda, dan Bali, yang aku utamakan adalah yang benar-benar lokal, bukan deities dalam pantheon Hindu. Dan, ada juga deities yang mungkin tidak ada tapi ada, atau yang ada tapi dikenal dengan nama lain.
Berikut ini adalah daftarnya:

1). Dewi Shri

Di Jawa dan Bali dewi ini lebih dikenal dengan sebutan Dewi Shri atau Dewi Padi. Di Sunda, ia dikenal dengan nama Nyi Pohaci atau Sang Hyang Shri atau Sang Hyang Asri.
Dewi Shri adalah salah satu dari Dewi Bumi yang merupakan entitas yang bertanggung jawab pada kesuburan, pertanian, padi, dunia bawah, bulan, pelindung bagi petani dan kaum tertindas, kemakmuran, serta kebahagiaan.
Untuk keterangan lebih lanjut tentang matron yang sangat mulia ini, silakan cek di sini.

Bagi kalian, para Wiccan yang tinggal di pedesaan yang masih kental dengan adat dan budayanya pasti sering melihat ritual yang ditujukan kepada Dewi Shri. Di Jawa, dikenal ritual Wiwit (baca: mengawali) yang digelar sebelum masa tanam dan sebelum panen.
Jika kalian punya harapan atau keinginan yang berhubungan dengan kemakmuran, kesuburan, keberhasilan dalam pertanian, kalian bisa megajukan permohonan kepada Sang Dewi.
Dewi Shri masuk ke dalam kategori Dewi Ibu, karena itulah sifatnya sangat welas asih dan sangat protektif pada anaknya. Dan, dalam hematku, beliau ini salah satu deity lokal yang benar-benar asli Nusantara. Posisinya juga sangat tinggi dalam masyarakat kita, ini karena seperti yang kita tahu kalau negara kita ini negara agraris.

Jika ditelaah lagi, nama asli beliau bukanlah Shri. Berdasarkan penelaahan pribadi, nama beliau ada banyak, tergantung fungsi beliau dalam mengatur alam, seperti:

- Pertiwikanya "Putri Ibu Bumi"
- Dayanidhi "Yang lahir dari sifat welas asih"
- Rukmi "Yang berkilau keemasan"
- Warihi/Warihika "Yang melahirkan padi dari air matanya"
- Karsika "Yang mengajarkan ilmu pertanian"
- Palika "Yang menjadi pelindung wanita, anak-anak, dan rumah tangga"
- Medini "Yang memberikan kesuburan"
- Wibuthi "Yang memberikan kemakmuran"
- Sarpawarihi "Yang mengambil wujud sebagai ular sawah untuk menghalau hama dan wabah"

Dan, karena begitu besar pengaruh beliau pada kehidupan masyarakat, maka semua nama tersebut dirangkum menjadi satu, yaitu Shri. Oh ya, ini adalah hasil dari perenunganku pribadi, bisa jadi kalian tidak akan setuju dengan ini. Tapi itu sah-sah saja, karena tidak ada kebenaran yang pasti.

2). Dewa Sadana

Dewa Sadana sering dikaitkan dengan kerejekian; sandang, pangan, papan. Beliau dikatakan juga sebagai adik dari Dewi Shri. Jika Dewi Shri berkaitan dengan padi, Dewa Sadana lebih erat kaitannya dengan palawija, buah, dan sayuran.
Dewa Sadana juga termasuk dewa pelindung rumah tangga dan lumbung padi. Simbolnya adalah kelapa, sedangkan Dewi Shri disimbolkan padi.

3). Sang Hyang Manon

Sang Hyang Manon itu merujuk kepada cahaya agung yang memberikan kehidupan pada makhluk hidup di bumi ini. Ya, dia adalah Sang Surya, matahari, Sang Api Agung.
Dewa ini adalah salah satu wuju dari Bapa Angkasa yang bertanggung jawab untuk mencerahkan pikiran anak-anaknya, melindungi, memberikan kehidupan, serta kemakmuran. Dia adalah Bapa bagi semua manusia, di mana Dia sering dipasangkan dengan Dewi Shri yang berkedudukan sebagai Ibu.

4). Sang Hyang Ibu Pertiwi

Sang Hyang Ibu Pertiwi adalah Ibu yang satu. Dia memanifestasikan diri-Nya ke dalam setiap ciptaan, termasuk manusia. Dialah Dewi Ibu, Ilahi Mulia, Dewi Kesuburan, kekuatan, dan perlindungan. Karena Dia masuk dalam kategori Dewi Ibu, Dia punya kekuatan yang besar untuk melindungi anak-anaknya yang dalam bahaya.

5). Sang Hyang Bapa Angkasa


Dewa ini adalah Yang Satu dari semua Deity yang bersifat maskulin. Dialah Bapa semua makhluk yang bersanding dengan Ibu Bumi yang berkedudukan sebagai Ibu.
Dia bisa memberikan perlindungan bagi anaknya yang meminta. Kebijaksanaannya tidak terbatas, begitu pula pengetahuannya.
Dia, bersama Sang Ibu adalah Guru Sejati bagi setiap manusia.

6). Dewi Chandrika


Dewi Chandrika adalah Dewi Perawan. Aspeknya adalah bulan dan kecantikan. Namanya berarti "sinar bulan" atau "yang bersinar seperti bulan". Dewi Chandrika adalah nama yang disebutkan oleh Semesta ketika aku bertanya apakah ada nama dewa/dewi yang asli Nusantara yang berhubungan dengan fenomena alam malam hari. Bisa dibilang, Dewi Chandrika adalah versi feminim dari Dewa Chandra. Tapi sebenarnya beliau adalah counterpart dari Dewi Rati.


7). Sang Hyang Ismaya (Semar)

Dikatakan bahwa Sang Hyang Ismaya turun ke Marcapada (dunia manusia) sebagai pamomong (pengasuh) para ksatria dan orang-orang baik. Beliau adalah manifestasi dari Sang Hyang Tunggal di alam fana dan bergerak dibidang dharma.
Semar umunya dihormati oleh pakar-pakar Kejawen sebagai seorang Guru Spiritual, sebab beliau dapat memberikan wejangan-wejangan yang berguna dalam kehidupan berketuhanan dan bermasyarakat.

8). Dewi Daksineshwari

Sama seperti Dewi Chandrika, nama Dewi Dakshineshwari juga disebutkan oleh Semesta dalam meditasiku. Ternyata, beliau adalah yang sering dikenal dengan Kanjeng Ratu Kidul. Secara harfiah, Daksineshwari memiliki arti "Penguasa daerah selatan". Beliau memiliki banyak nama lain, seperti:

- Pertiwikanya "Putri dari Ibu Bumi"
- Santanika "Yang terlahir dari buih-buih di lautan"
- Nilahari "Yang memakai sandangan dan bercahaya kehijauan"
- Baruneshwari "Penguasa lautan"
- Baruni "Saudari Dewa Baruna"
- Ganeshwari "Ratu para Gana"

Beliau berkaitan dengan laut, bulan, kemakmuran, kesuburan, dan kekuatan supranatural. 
Bagiku entitas yang sering orang sebut sebagai Kanjeng Ratu Kidul bukanlah yang dulunya adalah bidadari Nawangwulan atau seorang putri bernama Kadita, aplagi jin atau siluman. Semua kisah asal muasal yang pernahku baca itu tidak ada yang menyentuh hatiku, seperti ada yang kurang atau hilang. Salah satu asal usul beliau yang sedikit menarik bagiku adalah pernyataan yang menyatakan bahwa beliau adalah ciptaan Dewata, yang artinya sudah ada jauh sebelum kisah Nawangwulan atau Kadita ada.
Jadi, ketika aku siap dan mampu, aku mulai mencari tahu asal usul beliau. Dan, itulah yang aku dapat. Aku tidak merasa ini benar dan semua orang harus percaya ini. Sekali lagi aku tekankan, kalau apa yang aku sampaikan itu hasil perenunganku. Kemungkinan besar tidak akan sama dengan pemikiran kalian atau pemikiran semua orang di luar sana. Setidaknya dengan tahu hal ini lubang kosong dalam diriku itu sudah tertutup.
.

Baiklah, postingan ini berakhir di sini. Semoga semua yang telah aku sampaikan di sini setidaknya bisa menginspirasi kalian dan mmembuat kalian semakin memahami bahwa Wiccan tidak memululu memuja Dewa-Dewi Romawi, Yunani, Kemetik, Keltik, Nordik.
Terima kasih sudah singgah di Biara Wicca, dan akhir kata...


Blessed be!

Kamis, 02 Maret 2017

Doa Altar #1: Doa Ibu Agung (Sang Hyang Ibu Pertiwi)

Salam kepada Empat Penjaga Langit dan Dua Ilahi: Bapa Angkasa dan Ibu Bumi... Blessed be!

Selamat sore, Wiccan? Apa kabar malam jumat ini? Semoga selalu dilimpahi kemuliaan.

Sore ini, aku akan berbagi kepada kalian seperti biasanya, tapi kali ini yang aku bagikan bukanlah mantra ataupun petuah-petuah, melainkan sebuah doa pemujaan, lebih tepatnya adalah Doa Altar. Bagi kalian yang baru bertemu dengan blog ini dan belum tahu apa itu Doa Altar, supaya kalian nggak repot obok-obok blogku, silakan klik di sini.




Sebelum melakukan Doa Altar, usahakan kalian dalam keadaan bersih yaaa... Karena lazimnya doa ini dilakukan pagi hari, usahakan kalian suah mandi yaaa... Kenapa mesti mandi dulu sih, min? Yah, masa mau menghadap pada Sang Ibu kita dalam keadaan tidak bersih. Kalau pun tidak mandi, ya minimal cuci muka, tangan dan kaki ajalah...

Setelah kalian membersihkan diri, siapkan altar kalian kalau altar kalian adalah altar bungkar pasang. Tapi kalau kalian punya altar tetap, silakan nyalakan lilin dan dupanya. Kalau di altar kalian ada genta atau lonceng, silakan bunyikan tiga kali. Bunyi genta atau lonceng adalah pertanda ritual akan dimulai sekaligus menetralkan energi yang ada di ruangan kalian.

Selanjutnya, yang harus kalian lakukan adalah membaca Mantra Salam Altar dengan mengikuti mantra yang ada di link (tertera) atau kalau kalian punya mantra sendiri, jangan ragu untuk menggunakannya. Adapun tujuan membaca mantra tersebut adalah untuk mengundang Empat Penjaga Langit guna menjadikan mereka sebagai saksi dan juga pendamping kita saat ritual berjalan.

Apabila kalian sudah selesai membaca Mantra Salam Altar, kalian bisa membaca doa berikut ini:

"Wahai Ibu Agung kami yang hadir di antara kami semua. Kesucian-Mu hadir di dunia kami di sini. Kami merasakan kehadiran-Mu begitu dekat di bumi, yang merupakan surga hidup kami. Ajarilah kami hari ini untuk memanggang roti kami dan menerima kemanusiaan kami sebagaimana kami menerima sesama kami tanpa adanya batasan. Bimbinglah kami menuju ketidakterikatan dan perkuatlah kami menuju kebebasan. Untuk kami: udara ini, api ini, air ini, bumi ini, untuk selama-lamanya"

Doa di atas merupakan versi bahasa indonesia dari mantra yang aku dapatkan dari website ini. Kalau kalian ingin menggunakan doa yang kalian buat sendiri atau doa di  atas, just feel free to use it.
Atau kalau kalian ingin memakai doa yang aku buat juga nggak apa-apa. Berikut ini doanya:

Bait 1: "O Ibu Agung kami, hadirkanlah kuasa-Mu dalam perkataan, perbuatan, dan karya-karya kami. Sebagaimana itu adalah kuasa-Mu, jadikanlah perkataan kami bagai senjata, perbuatan kami bagai peribadatan kami, dan karya-karya kami menjadi pengabdian kami kepada-Mu"

Bait 2: "Jauhkanlah kami dari segala kejahatan yang tampak, yang tidak tampak, yang datang bersama gelapnya malam"

Bait 3: "Muliakanlah hidup kami, nama kami, sebagaimana Engkau kami muliakan. Kabulkan yang kami harapkan, wujudkan yang kami inginkan"

Bait 4: "Ampunilah dosa kami yang tak terhitung, ampuni pula mereka yang berosa pada kami sebagaimana Engkau mengampuni kami"

Bait 5: "Berikanlah kepada kami yang patuh kepada-Mu: hari yang baik, rizki yang melimpah, ilmu yang bermanfaat, dan kesehatan yang berharga"

Bait 6: "Hanya kepada Engkaulah kami menyerahkan jiwa dan raga kami. Karena Engkaulah ilahi kami, dulu, sekarang, nanti; sampai selama-lamanya"

Demikian tadi doa-doa yang dapat kalian panjatkan saat melakukan Doa Altar. Semoga semua yang aku bagikan pada hari ini dapat mendatangkan manfaat kepada kita semua...

Terima kasih kepada Empat Penjaga Langit dan Dua Ilahi: Bapa Angkasa dan Ibu Bumi...

Postingan Populer