Minggu, 29 Januari 2017

JURNAL #3: Perlukah Kita Menghormati Bumi? Wicca Tahu Jawabannya


Puji Bapa Angkasa, Ilahi yang agung,
Puji Ibu Bumi, Ilahi yang mulia...



Salam para Wiccan,
Bagaimana kabar kalian? Semoga selalu dilimpahi kemuliaan dari Sang Ibu.

Akhir-akhir ini, di media sosial beredar kabar tentang pembantaian puluhan lumba-lumba di suatu negara di luar sana. Dengan kejinya mereka memburu lumba-lumba yang jumlahnya tidak sedikit itu hingga laut di tepi panatai pun memerah oleh darah lumba-lumba malang. Tidak hanya itu, banyak juga terjadi penebangan hutan secara besar-besaran yang dilakukan oleh oknum-oknum berkepentingan sehingga hutan yang dulunya asri kini menjadi gundul dan gersang. Siapa yang nantinya akan mendapatkan imbas dari penebnagan hutan tersebut? Tentu saja semuanya akan kembali kepada kita, para manusia sendiri. Tapi yang paling dini terkena imbas penebangan hutan itu adalah para penghuni hutan yang kehilangan habitat mereka. Sungguh fenomena yang mengiris hati, terutama bagi mereka-mereka yang mencintai bumi ini.

Nah, dari situ muncullah satu peertanyaan. Perlukah kita menghormati bumi?

Kami para Wiccan, akan menjawab bahwa menghormati bumi adalah bagian dari tujuan hidup kami sebagai Wiccan. Bagi para Wiccan, bumi bukanlah "bumi", tapi lebih kepada seorang "ibu". Bayangkan saja! Apa pun yang kita inginkan, bumi akan memberikannya tanpa imbalan. Emas, berlian, dan batu mulia lainnya, bisa kita ambil dan tidak perlu meminta izin pada bumi yang notabene adalah si empunya semua itu.

Saat kita membutuhkan kayu untuk memenuhi kebutuhan kita, seperti: memangun rumah, bahan bakar, dll, kita pun langsung menebangi hutan yang sejatinya adalah mahkota bagi sang bumi. Hutan-hutan yang kita tebang itu adalah rambut sang ibu dan kita menggundulinya tanpa segan sedikit pun.

Lalu, bagaimana dengan gunung-gunung yang dikeruk itu? Bukit yang dirobohkan? Atau tanah  yang dikeruk dalam-dalam untuk diambil bebatuan di dalamnya?

Tanpa kita sadari, semua yang telah kita lakukan ini suah menjadikan sang ibu menjadi merana. Tidakkah kita asadar bahwa ia sudah merana begitu lama? Ia menangis dalam kesunyian jagad raya, tidakkah kalian merasakan kesedihannya? Untuk sejenak, dengarkanlah rintihannya yang menyayat-nyayat hati. Ia berbicara pada kita melalui bahasa kesenyapan  yang hanya akan kita pahami kalau kita mau masuk ke dalam kesenyapannya.

Sejatinya, bumi ini atau Sang Ibu adalah satu entitas yang maha tinggi dan hadir di dalam setiap materi yang ada di atas bumi ini. Di dalam lumba-lumba yang dibanatai itu, di dalam pohon yang ditebang itu, di dalam gunung-gunung yang dikeruk itu, di dalam air yang tercemar itu, di dalam bintang-bintang yang menghuni hutan, laut, dan langit itu, di dalam tiap tetes air, dan juga di dalam setiap manusia yang hidup.

Setiap makhluk: binatang, manusia, dan pepohonan, semuanya saling terhubung dengan Sang Ibu. Bahkan kita para manusia pun saling terhubung satu sama lain dan berujung kepada Sang Ibu yang satu. Kita semua memang terlahir berbeda: dalam suku, ras, golongan, dll, tapi kita dikandung dalam satu Ibu yang sama.

Para Wiccan sangat menghormati Ibu Bumi, karena itulah untuk menghormati Ibu Bumi biasanaya Coven (kelompok Wiccan) mengadakan kebaktian yang diadakan di tanah terbukan dan menyanyikan pujian-pujian serta doa kepada sang Ibu Bumi. Selain itu, para Wiccan juga akan aktif untuk menjaga bumi ini dengan melakukan hal-hal yang biasa dilakukan oleh orang awam untuk menjaga kelestarian bumi.

Wiccan juga manusia biasa, bukan manusia dengan kekuatan super. Kita semua sama dengan orang-orang awam di luar sana. Kita punya hak dan kewajiban yang sama kepada Ibu Bumi, menjaga dan melestarikan alam pemberian Sang Ibu.

Mungkin akan terlontar pertanayaan, seperti ini: bukankah apa yang ada di muka bumi memang harus kita manfaatkan?
Itu benar sekali. Semua yang ada di muka bumi ini adalah anugerah dari Sang Ibu kepada kita semua dan kita diperbolehkan untuk memanfaatkan apa-apa yang ada untuk kemaslahatan kita semua, tentunya semua itu harus dilakukan dengan bijaksana.

Ada pepatah yang mengatakan: Kasih ibu sepanjang zaman, kasih anak sepanjang galah. Ya, itu benar. Tidak hanya kasih Ibu Bumi, tapi juga kasih ibu yang telah melahirkan kita pun sama. Kasih mereka kepada anak-anaknya akan berlangsung sepanjang zaman. Bila kita menghormati ibu yang melahirkan kita, lalu kenapa kita tidak menghormati Ibu Bumi yang juga mengasihi kita? Bila kita memuliakan ibu yang melahirkan kita tiga kali lipat, lalu apa salahnya kalau kita juga memuliakan Ibu Bumi sama mulianya saat kita dimuliakan oleh-Nya.

Di bawah ini adalah lagu pujian kepada Sang Ibu. Hayati dan resapi tiap kata dalam pujian ini, dan dengarakan alunan musiknya yang mengalun lembut selembut belai kasih Ibu.




Semoga yang telah disampaikan di sini bisa menjadi cermin bagi kita semua dan memberikan manfaat ke dalam hidup kita. Semoga Sang Ibu selalu melimpahkan kemuliaannya: hari ini, esok, dan selama-lamanya.



Puji Bapa Angkasa, Ilahi yang agung,
Puji Ibu Bumi, Ilahi yang mulia!

Jumat, 27 Januari 2017

JURNAL #2: Kamu Menanggung Setiap Mantramu Bagian #2 - HUKUM TIGA

Terpujilah Bapa Kemuliaan,
Diberkati Dewi Ibu yang mulia!

Halo, apa kabar Wiccan?
Jumat ini apa agenda kalian? Apa pun agenda kalian itu, jangan sampai lupa untuk mengucap syukur kepada Bapa Angkasa dan Ibu Bumi yang telah memberikan segalanya kepada kita. Semoga kemuliaan selalu beserta dalam hati dan jiwa kita untuk sehari, esok, dan selamanya.

Sebelum aku masuk ke topik hari ini, yaitu Hukum Tiga, ada baiknya kalian yang belum sempat membaca bagian #1 dari postingan ini, sila klik di sini.

Baiklah, sekarang kita langsung masuk ke topik hari ini.
Sebenarnya apa sih Hukum Tiga itu? Mungkin sebagian dari kalian yang masih awam dengan Wicca, pastinya bertanya-tanya apa itu, tapi untuk mereka yang sudah lama melakukan praktik Wicca pasti sudah tidak asing bahkan mungkin sudah terpatri di pikiran dan hati mereka.

Hukum Tiga atau secara lengkap disebut Hukum Tiga Kali Lipat adalah sebuah prinsip yang mengikat para pelaku Wicca atau Wiccan yang mana baik sihir putih dan sihir hitam yang dilakukan oleh seorang atau beberapa Wiccan akan kembali kepada mereka yang melakukan sebanyak tiga kali lipat, hal itu bertujuan untuk mengingatkan si pengguna sihir.

Untuk memudahkan pemahaman terhadap Hukum Tiga, aku akan membuat contoh situasi, berikut ini contohnya:


Sebenarnya contoh ini adalah pengalamanku sendiri, terjadi setahun yang lalu. Pada waktu itu aku merasa sangat marah dan sakit hati kepada seorang yang aku kenal, karena dia memermalukanku di hadapan teman-temannya. Aku rasa tidak perlu menceritakan detail kejadiannya. Karena didasari rasa sakit hati dan kemarahan yang memuncak, pada suatu malam yang dingin dengan bulan purnama di langit yang sedikit diselimuti awan dan angin yang sepoi-sepoi, aku melakukan ritual sihir hitam untuk memberikan pelajaran pada Si Dia. Aku menuliskan namanya pada selembar kertas putih dengan pena merah, menggulung kertas tersebut dan mengikatnya dengan benang hitam. Lalu, aku menyalakan lilin hitam dan membakar gulungan kertas tadi sembari merapalkan mantera untuk mengirim mimpi paling buruk dalam tidur Si Dia. Aku yakin sepenuh hati, melalui asap yang tertiup angin malam mantraku itu akan berhasil.

Setelahnya, aku menjalani hariku seperti biasa lagi. Aku sudah tahu benar tentang Hukum Tiga, tapi entah mengapa saat aku dikuasai kemarahan semua itu seolah tak pernah ada. Dan aku pikir karmaku tidak akan datang secepat itu, ya, aku mendapatkan karmaku tiga hari kemudian. Aku mendapatkan mimpi yang sanagat buruk di mana aku merasa berada di dalam rumah Si Dia di mana ada gulungan yang diikat dengan benang hitam. Aku membuka gulungan itu, lantas dari dalamnya itu muncul makhluk yang menyerupai manausia setengah kalajengking. Dia mengejar ke mana pun aku lari hingga akhirnya dia menyengatku tepat di dadaku. Aku langsung terhenyak dan terbangun dari tidurku. Saat itu juga, aku langsung bersujud dan memohon pengampunan dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

Malam berikutnya, aku segera melakukan ritual pertobatan dan permohonan ampunan kepada Ilahi Agung. Aku juga memohon agar dilepaskan dari amarah dan dendam yang melekat dalam jiwa dan hatiku.

Aku sama sekali tidak tahu mimpi seperti apa yang mendatangi Si Dia, yang pasti itu sangat mengerikan. Karena itulah aku juga mendapatkan mimpi yang sangat mengerikan. Aku mengira hukuman untukku akan berhenti karena aku sudah melalukan pengakuan dosa dan bertobat. Tapi hukuman untukku masih berlangsung, meskipun yang kedua dan ketiga tidak semengerikan yang pertama.

Mungkin, bagi orang awam itu bisa jadi kebetulan, tapi tidak dengan Wiccan. Dalam Wicca, kami meyakini bahwa setiap kejadian baik/buruk adalah buah dari perbuatan baik/buruk kita sebelumnya.
Karena itu aku sangat mewanti-wanti bagi para Wiccan yang masih belajar jangan jadi macam aku, karena kalian tidak akan tahu seperti apa karma kalian. Kalian akan menyadari kalau itu karma setelah itu terjadi.

Semoga ceritaku dapat menjadi pelajaran bagi kalian semua, terima kasih..

Terpujilah Bapa Kemuliaan,
Diberkati Dwi Ibu yang mulia!

Rabu, 25 Januari 2017

JURNAL #1: Kamu Menanggung Setiap Mantramu Bagian #1

Puji Sang Ibu,


Setahun yang lalu, ada seorang anak dari Filipina yang menghubungiku melalui facebook. Dia memintaku untuk mengajarinya ilmu sihir, dan aku pun mengajarinya sebisaku. Dia sangat antusias dengan Wicca, jadi aku sedikit banyak tidak mendapatkan kendala dalam mengajarinya. Beberapa bulan setelah kami mengobrol lewat messenger semua hal tentang yang dia ingin tahu, dia pun mulai bertanya: Apakah aku pernah berhasil dalam melakukan mantra? Kenapa mantra yang dia lakukan tidak berhasil?



Aku pun menjawab pertanyaan tersebut. Aku mengatakan sejujurnya, terkadang mantra yang aku lakukan berhasil tapi terkadang juga gagal. Tidak semua orang langsung menguasai mantra tertentu saat baru menjadi Wiccan, dengan kata lain masih hijau. Semuanya perlu tahapan yang panjang, latihan, keyakinan, dan kesadaran spiritual yang kuat. Sebenarnya secara tidak langsung, aku telah menjawab pertanyaan kedua, tentang kegagalannya dalam melakukan sihir.



Ada beberapa hal yang memengaruhi kegagalan dalam melakukan sihir:

1. Kurang yakin
Sihir berhubungan erat dengan keyakinan, jadi kalau kita tidak yakin bisa jadi kinerja mantra yang kita lakukan pun tidak akan optimal. Karena itulah keyakinan adalah yang utama dalam melakukan sihir.


2. Tujuan yang tidak baik

Dalam Wicca, sangat tidak dianjurkan untuk menggunakan sihir untuk sesuatu yang merugikan orang lain. Bisa jadi, gagalnya mantra juga didasari dengan salahnya niat utama melakukan sihir itu.


3. Mantra yang kurang tepat

Mantra adalah komponen yang sangat penting dalam melakukan sihir. Bila kita menggunakan mantra dalam bahasa Latin atau Mesir, maka pengucapannya pun harus sesuai. Karena salah pengucapan mantra pun akan memengaruhi kinerja mantra. Aku menyarankan untuk para Wiccan pemula agar jangan dulu memraktikkan mantra.
Akan tetapi, sebenarnya menggunakan mantra-mantra kuno dalam bahasa Latin atau Mesir yang sudah ada sejak dahulu bukanlah sebuah keharusan. Adakalanya para Wiccan menggunakan mantra dalam bahasa Inggris yang juga merupakan mantra turun temurun. Aku menyarankan untuk Wiccan pemula sebelum memraktikkan mantra-mantra kuno, setidaknya buatlah mantra kalian sendiri dengan bahasa yang kalian mengerti. Sepertiku: aku cenderung menggunakan mantra dalam bahasa Indonesia, daripada bahasa Inggris, Latin, atau Mesir.


Aku menanyakan kepadanya mantra apa yang dia maksud, dan dia menjawab bahwa mantranya yang gagal itu adalah mantera cinta. Entah darimana dia memelajari mantra cinta sedangkan dia baru pemula dalam Wicca. Aku pribadi berpikir kalau itu terlalu dini untuknya, bahkan aku belum pernah melakukan mantra cinta. Sebenarnya aku punya prinsip, bahwa aku tidak akan melakukan mantra cinta untuk mendapatkan kekasih, karena cinta adalah sesuatu yang murni dan tidak boleh dipaksakan dengan sihir.



Anak itu bertanya apakah aku pernah melakukan mantra cinta atau belum. Aku menjawab kalau aku tidak pernah melakukan mantra itu, hanya saja aku tahu bagaimana caranya. Kemudian dia pun memintaku untuk melakukan mantra cinta untuk mengikat dia dan orang yang dia suka. Terang saja aku menolak permintaannya itu, tentunya dengan cara yang halus. Dan aku menjelaskan alasannya, dia pun memahaminya.



Di sini aku ingin berpesan pada para Wiccan yang masih pemula. Jangan pernah meminta Wiccan lain, baik yang sudah ahli (priest/priestess) atau yang setingkat atau satu tingkat di atasmu untuk melakukan mantra untukmu, karena mantra apa pun yang seorang Wiccan lakukan, Wiccan itulah yang akan menanggung imbasnya (terlebih kalau yang dilakukan mantra terlarang). 



Dengan kata lain, kalau aku mau melakuka mantra untuk Wiccan lainnya, maka semua imbas yang seharusnya dia terima, akan aku terima semuanya karena aku yang melakukan mantraa tsb. 

Untuk para Wiccan yang sudah ahli, tentunya mereka pun akan melakukan hal yang sama seperti yang aku lakukan, meskipun aku sendiri belum seorang ahli.

Postingan Populer