Selasa, 01 Januari 2019

Divinasi #5: 2019, Tahunnya Matahari dan Air

Merry meet... Namaste...

Selamat Tahun Baru 2019 untuk teman-teman sekalian. Semoga kita semua menjadi pribadi yang jauh lebih baik dan semua harapan bisa dikabulkan. Blessed be!

Berhubung ini adalah hari pertama di tahun 2019, maka aku akan memberikan sebuah bacaan tarot. Langsung saja, demikian ini bacaannya.




Kartu yang muncul adalah: 
6 of Cups, Wheel of Fortune, 4 of Cups. 
The Sun, 8 of Swords, 6 of Wands. 
Page of Cups, 9 of Swords, 6 of Swords. 

Tahun ini akan jadi tahun yang buruk. Banyak penyesalan, kesedihan, ketakutan, dan juga penderitaan. Semua orang terjebak dalam ketidak berdayaan. Tak tahu apa yang harus dilakukan untuk diri mereka sendiri. Mereka yang mencoba membantu yang lain harus rela mengorbankan dirinya sendiri. 

Air akan datang dari sarang mereka, lari berarak-arakan menyerbu daratan. Mereka datang untuk menyantap makhluk-makhluk yang buta karena kebanggaan. Dari situ akan ada awal baru. Mereka yang diselamatkan harus mengambil hikmah dari semua ini dan memulai awal baru. Dan, yang pasti mereka juga harus mulai menghargai alam. 

Akan datang pula masa di mana matahari mengeringkan segalanya. Yang menjadi sumber kehidupan akan berbalik menjadi penyebab kehancuran dan penderitaan. Yang diselamatkan dari pencobaan ini akan mendapatkan hidup dan harapan baru. 
Sebagian tempat memang kering, tapi sebagian lagi masih menyimpan kekayaan alam yang melimpah. Dan pada akhirnya tempat itu akan menjadi satu tujuan semua orang. 
Akan ada perselisihan dan perebutan, tapi akan ada yang menjadi penengah dan menuntun di depan. Apa yang masih alam sediakan akan dibagi dengan rata. 

Seorang Tukang Kayu akan diberikan satu hadiah yang mana dia harus menjaga hadiah tersebut dengan penuh tanggung jawab. Karena nasibnya telah menjadi kehendak Surga. 
Ini bukan hanya keberuntungan yang besar, mungkin juga sebuah kehormatan. Seorang Tukang Kayu biasa bisa mendapatkan anugerah dari Surga.
Iblis-iblis jahat mulai memasang mata jahat pada si Tukang Kayu, mencoba merebut anugerah dari Surga. Ini adalah pertempuran si Tukang Kayu dengan musuh-musuh berjubah rohani. Langit akan mencatat semuanya dan memberikan pembalasan pada hari yang telah ditentukan.
.

Apa kalian sudah mendapatkan jawabannya kenapa tahun ini kusebut "Tahun Air dan Matahari"?
Karena tahun ini, Sang Baruna dan Sang Surya-lah yang diberikan kuasa oleh TUHAN untuk memberikan pencobaan kepada kita. Jadi, sepanjang tahun ini kita harus banyak-banyak berkontemplasi. Setiap hal yang terjadi memiliki alasan dan tujuan. Kita harus mulai memikirkan dan bertanya pada diri kita masing-masing, apakah kita sudah sedemikian bobroknya sehingga alam mulai memutuskan untuk menjadi keji kepada kita? Apakah kita sudah cukup menghargai alam sebagai tanah tempat berpijak dan sumber kehidupan kita? Apa yang sudah kita berikan kepada alam ini sebagai ucapan terima kasih atas segala yang telah kita ambil dari-Nya tanpa henti? Sebenarnya siapa yang membutuhkan siapa, apakah kita yang membutuhkan alam atau alam yang membutuhkan kita?

Ibu Bumi saat ini memang sedang sakit. Sakit karena ulah manusia-manusia bodoh seperti kita. Tanpa bantuan kita, Dia sebenarnya mampu menyembuhkan dirinya sendiri. Kenapa tidak? Dia sudah melewati masa-masa berat sejak jaman awal mula sebelum ada tumbuhan ataupun binatang hingga kiamat jaman dinosaurus. Dia bisa pulih dan bangkit, bahkan Dia jadi semakin cantik setiap berhasil bangkit dari sakitnya.
Dulu dia sakit karena memang sudah saatnya bagi dia untuk mati dan lahir kembali menjadi bumi yang baru, itu terjadi karena kehendaknya sendiri. Tapi sejak manusia ada, segala sakit yang dia derita ini adalah ulah kita. Kita meracuninya, menggundulinya, menyayat-nyayat tubuhnya, mengeruk isi perutnya tanpa henti.
Mungkin selama ini menahan dirinya selama mungkin untuk tidak membunuh dirinya sendiri lalu terlahir kembali, Dia menunggu sembari berharap kalau-kalau manusia yang sudah Dia anggap sebagai anaknya akan sadar atas segala yang mereka lakukan. Manusia itu makhluk berhati nurani dan berakal budi, bukan seperti dinosaurus yang bisa Dia kembalikan ke dalam rahimnya setelah masa berkuasa mereka usai. Semenjak TUHAN menjadikan manusia sebagai penguasa atas bumi, Sang Bumi berjanji untuk menyayangi kita bagai anak-anaknya. Meskipun pada akhirnya Dia harus jadi seperti ini.

Dia menahan rasa sakitnya seorang diri. 
Dia menjerit, namun tiada telinga yang mendengar.
Dia merintih, namun tiada hati yang terketuk.
Kita telah menjadi tuli seperti hutan dan lautan.
Hati kita sudah mengeras bagai gunung dan gurun.

Di sini, kitalah yang bersalah. Kita harus malu pada TUHAN, malu pada alam. TUHAN menjadikan kita manusia, makhluk yang katanya paling sempurna sebagai penguasa atas bumi, bukan untuk merusak melainkan melestarikan. Kita lihat saja kalau Ibu Bumi mulai kehabisan kesabaran dan tak sanggup lagi menahan rasa sakitnya, lalu memutuskan untuk mengakhiri semuanya, nanti siapa yang paling menderita. Bukan tumbuhan atau binatang, tapi kitalah yang akan merasakan penderitaan. Ketika bumi mulai menghancurkan dirinya sendiri, siapa yang akan celaka. Sudah pasti kita!

Kita harus mulai menghargai alam dan membantunya untuk sembuh. Kita bisa melakukan apa saja yang sesuai dengan kemampuan kita. Kita harus mulai menyelaraskan diri kita dengan alam ini.
Untuk kita para Wiccan, Pagan, Witches, Shaman, Druid, dll, bisa melakukan penyelarasan dan penghormatan kepada alam; panjatkan doa-doa berisi pujian dan ucapan terima kasih atas semua jasa-Nya; memberikan persembahan (tentunya yang aman bagi alam); Kita juga harus berdoa kepada Leluhur agar membantu kita agar mampu menyelaraskan diri dengan alam; sebagai makhluk yang didaulat sebagai "cahaya bagai selruh alam" maka kita juga harus mendoakan semua makhluk, yang baik atau jahat, tampak maupun tidak tampak agar semuanya berkerja sama menyelaraskan alam ini. Mungkin kelihatannya apa yang aku sebutkan ini tampak sia-sia jika dibandingkan dengan usaha pelestarian alam secara umum. Tapi, sebenarnya ini sama baiknya seperti pelestarian alam secara umum.
Energi yang kita pancarkan dari doa-doa, pujian, dan pengabdian kita akan terakumulasi dan menjadi energi penyembuh dan penyelaras bagi alam ini. Semua ini bukan demi alam, tapi demi kemaslahatan kita sendiri.

Aku rasa cukup sampai di sini sharing untuk hari ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih sudah singgah di Biara Wicca. Akhir kata ...


Blessed be!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Populer