Terpujilah Bapa Kemuliaan,
Diberkati Dewi Ibu yang mulia!
Halo, apa kabar Wiccan?
Jumat ini apa agenda kalian? Apa pun agenda kalian itu, jangan sampai lupa untuk mengucap syukur kepada Bapa Angkasa dan Ibu Bumi yang telah memberikan segalanya kepada kita. Semoga kemuliaan selalu beserta dalam hati dan jiwa kita untuk sehari, esok, dan selamanya.
Sebelum aku masuk ke topik hari ini, yaitu Hukum Tiga, ada baiknya kalian yang belum sempat membaca bagian #1 dari postingan ini, sila klik di sini.
Baiklah, sekarang kita langsung masuk ke topik hari ini.
Sebenarnya apa sih Hukum Tiga itu? Mungkin sebagian dari kalian yang masih awam dengan Wicca, pastinya bertanya-tanya apa itu, tapi untuk mereka yang sudah lama melakukan praktik Wicca pasti sudah tidak asing bahkan mungkin sudah terpatri di pikiran dan hati mereka.
Hukum Tiga atau secara lengkap disebut Hukum Tiga Kali Lipat adalah sebuah prinsip yang mengikat para pelaku Wicca atau Wiccan yang mana baik sihir putih dan sihir hitam yang dilakukan oleh seorang atau beberapa Wiccan akan kembali kepada mereka yang melakukan sebanyak tiga kali lipat, hal itu bertujuan untuk mengingatkan si pengguna sihir.
Untuk memudahkan pemahaman terhadap Hukum Tiga, aku akan membuat contoh situasi, berikut ini contohnya:
Sebenarnya contoh ini adalah pengalamanku sendiri, terjadi setahun yang lalu. Pada waktu itu aku merasa sangat marah dan sakit hati kepada seorang yang aku kenal, karena dia memermalukanku di hadapan teman-temannya. Aku rasa tidak perlu menceritakan detail kejadiannya. Karena didasari rasa sakit hati dan kemarahan yang memuncak, pada suatu malam yang dingin dengan bulan purnama di langit yang sedikit diselimuti awan dan angin yang sepoi-sepoi, aku melakukan ritual sihir hitam untuk memberikan pelajaran pada Si Dia. Aku menuliskan namanya pada selembar kertas putih dengan pena merah, menggulung kertas tersebut dan mengikatnya dengan benang hitam. Lalu, aku menyalakan lilin hitam dan membakar gulungan kertas tadi sembari merapalkan mantera untuk mengirim mimpi paling buruk dalam tidur Si Dia. Aku yakin sepenuh hati, melalui asap yang tertiup angin malam mantraku itu akan berhasil.
Setelahnya, aku menjalani hariku seperti biasa lagi. Aku sudah tahu benar tentang Hukum Tiga, tapi entah mengapa saat aku dikuasai kemarahan semua itu seolah tak pernah ada. Dan aku pikir karmaku tidak akan datang secepat itu, ya, aku mendapatkan karmaku tiga hari kemudian. Aku mendapatkan mimpi yang sanagat buruk di mana aku merasa berada di dalam rumah Si Dia di mana ada gulungan yang diikat dengan benang hitam. Aku membuka gulungan itu, lantas dari dalamnya itu muncul makhluk yang menyerupai manausia setengah kalajengking. Dia mengejar ke mana pun aku lari hingga akhirnya dia menyengatku tepat di dadaku. Aku langsung terhenyak dan terbangun dari tidurku. Saat itu juga, aku langsung bersujud dan memohon pengampunan dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.
Malam berikutnya, aku segera melakukan ritual pertobatan dan permohonan ampunan kepada Ilahi Agung. Aku juga memohon agar dilepaskan dari amarah dan dendam yang melekat dalam jiwa dan hatiku.
Aku sama sekali tidak tahu mimpi seperti apa yang mendatangi Si Dia, yang pasti itu sangat mengerikan. Karena itulah aku juga mendapatkan mimpi yang sangat mengerikan. Aku mengira hukuman untukku akan berhenti karena aku sudah melalukan pengakuan dosa dan bertobat. Tapi hukuman untukku masih berlangsung, meskipun yang kedua dan ketiga tidak semengerikan yang pertama.
Mungkin, bagi orang awam itu bisa jadi kebetulan, tapi tidak dengan Wiccan. Dalam Wicca, kami meyakini bahwa setiap kejadian baik/buruk adalah buah dari perbuatan baik/buruk kita sebelumnya.
Karena itu aku sangat mewanti-wanti bagi para Wiccan yang masih belajar jangan jadi macam aku, karena kalian tidak akan tahu seperti apa karma kalian. Kalian akan menyadari kalau itu karma setelah itu terjadi.
Semoga ceritaku dapat menjadi pelajaran bagi kalian semua, terima kasih..
Terpujilah Bapa Kemuliaan,
Diberkati Dwi Ibu yang mulia!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar