Saturnalia adalah hari raya atau festival untuk menghormati Dewa Saturnus, sang dewa lumbung pangan dan musim panen. Festival ini jatuh pada tanggal 23 s.d 25 Desember setiap tahunnya. Ini jatuh bersamaan dengan Hari Raya Yule dan Hari Raya Natal.
Saya menerbitkan ritual ini secara gratis sebagai penghormatan untuk Dewa Saturnus. Saya berharap ritual ini akan bermanfaat untuk kalian. Kalian akan melakukan ritual selama tiga hari. Demikian ritualnya:
Ritual hari pertama (23 Desember)
Yang kalian butuhkan hanya lilin. Warna apa pun tidak masalah. Nyalakan lilin. Lalu, duduk dalam posisi yang nyaman. Bacalah pujian untuk Saturnus di bawah ini:
Bapa Dunia, Saturnus
Gelap gulita mata-Mu
Sabit tergantung berbalut satin biru
Telapak kaki membentuk jalan setapak
Dengan gandum dan jagung di tiap sisinya
Petani yang diberkati senantiasa memuji
Bapa Saturnus, penguasa Bumi
Hari-Mu telah tiba
Bersama kekasih-Mu, Ops tercinta
Bunda Ops mengecup kejantanan-Mu
Maka darinya engkau membuahi ladang yang kering
Benih-Mu hidup dan murni
Membuka jalan menuju kemakmuran
Kilat di langit adalah pertanda
Angin dingin menderu
Raungan-Mu seperti singa
Mampu menelan kembali seluruh panen raya
Engkau penguasa lumbung
Jaga gandum dan jagung itu
Dari hama dan mata jahat orang tak berguna
Sabit itu adalah suci
Melindungi kami kaum papa
Engkau hadir dalam kehidupan kami
Mengajarkan cara bersukacita
Seluruh panen raya akan dipersembahkan
Satu bagian untuk-Mu
Satu bagian untuk Ops
Satu bagian untuk Jovis dan Ceres
Satu bagian untuk kami sekeluarga
Ritual hari kedua (24 Desember)
Pada hari kedua, kalian harus menyediakan biji-bijian, seperti kacang-kacangan, jagung, beras, atau gandum. Letakkan dalam sebuah wadah. Nyalakan satu lilin. Lalu, bacalah inkantasi di bawah ini:
Saturnus, agung dan ilahi. Raja Bumi dan Manusia, pemberi kemakmuran dan kelimpahan. Dikuduskan engkau hari ini dalam sebuah ritual suci.
Lihatlah, Saturnus telah tiba. Ia datang dari utara. Di sanalah kerajaannya. Ia datang bersama Ops, Ceres, dan Pomona. Di atas awan ada Daimon Abundantia.
Malam itu gelap dan mencekam, namun kasih-Mu memberi kami iman dan keyakinan pada hari esok yang cerah. Saturnus, pusat kehidupan manusia. Pemberi ilmu agraria dan agrikultura. Tangan-Mu yang kudus menyuburkan tanah dan membuat pohon berbuah.
Engkau bercumbu dengan kekasih ilahiah-Mu, Bunda Ops. Biarkan benih yang mujarab dan ilahiah memandikan tanah bumi yang kering dan berkekurangan. Sehingga darinya apa-apa akan tumbuh dan menjadi sumber penghidupan untuk hari ini, esok, dan seterusnya hingga akhir hayat.
Saturnus adalah dewa. Saturnus adalah tuan. Saturnus adalah bapa. Oh, Bapa yang Surgawi. Mata-Mu merah menyala, kuning aura kehadiran. Pancaran dari hati yang tulus, menjadi semangat kami hari ini, esok, dan seterusnya. Kami hanyalah manusia yang lemah dan tak berdaya. Biarlah anak-anak yang tak berdaya ini bernaung di bawah jubah itu.
Terimalah sebagian persembahan yang kuambil dari harta bendaku. Aku mempersembahkannya dengan cinta, ketulusan, dan pengabdian. Ini rasa hormatku. Ini rasa cintaku. Aku percaya kepada kemurahan dan cinta-Mu. Hanya bila engkau berkenan dan melihat kelayakan ada padaku, biarlah terjadi kepadaku sebagaimana kehendak-Mu.
Ritual selesai. Selanjutnya kamu harus membakar biji-bijian yang ada di mangkuk tadi sebagai persembahan kepada Dewa Saturnus.
Ritual hari ketiga (25 Desember)
Pada hari ketiga, siapkan satu baju lamamu. Kalau bisa yang warnanya terang, seperti putih atau krem, atau semacamnya. Siapkan juga spidol warna apa pun. Tulislah segala apa yang ingin kamu tinggalkan atau buang dalam hidupmu, entah itu kebiasaan buruk, kenangan, atau suatu hubungan.
Setelah kamu menulisnya, bacalah inkantasi di bawah ini:
Saturnus, penguasa Saturnalia. Cahaya baru terbit mengusir kegelapan. Cahaya itu dari hati Sang Bapa di Sorga. Saturnus, Saturnus, Saturnus. Demikian Bumi dan Langit mengelu-elukan nama-Mu. Dengan cahaya-Mu yang mentransformasi dan memperbaharui, biarlah segala yang tak layak dalam hidupku dibersihkan. Untuk setahun ke depan aku memohon bimbingan dan berkah-Mu, sehingga aku akan menjadi pribadi yang jauh lebih berkembang dan bersinar. Terjadilah, terjadilah, terjadilah.
Bakar bajumu yang tadi. Biarkan jadi abu. Ritual selesai. Dan kamu siap menyambut hidup baru dan harapan baru untuk tahun depan. Jangan lupa ucapkan terima kasi kepada Dewa Saturnus, lalu tutup ritualmu.